MEDIA PERIKLANAN
IKLAN-LINI-ATAS DAN IKLAN-LINI-BAWAH
Perusahaan/ institusi menggunakan berbagai media periklanan untuk mempromosikan produknya.
Terdapat dikotomi/ pemisahan antara berbagai jenis media periklanan.
Iklan-lini-atas adalah media iklan yang berhak mengatur pengakuan dan pembayaran komisi atas apa yang diiklankan melalui media tersebut.
Iklan-lini-bawah adalah iklan yang dilakukan secara mandiri oleh perusahaan bersangkutan tanpa bantuan biro iklan.
MEDIA IKLAN PRIMER dan MEDIA IKLAN SEKUNDER
Media iklan primer adalah media iklan yang menjadi media utama yang diandalkan dalam mengkampanyekan produk.
media iklan sekunder adalah media iklan yang bersifat menunjang atau melengkapi dari media primer yang sudah dipilih.
MEDIA IKLAN PRIMER dan MEDIA IKLAN SEKUNDER
Media iklan primer membutuhkan membutuhkan porsi budget yang lebih besar dibanding media iklan sekunder.
Yang menjadi media iklan primer bisa saja dari media-lini-atas maupun media-lini-bawah.
Tinjauan media iklan primer dan media iklan sekunder dilihat dari sisi produk yang ditawarkan.
Misalnya iklan untuk produk makanan menggunakan televisi sebagai media primer. Produk rokok menggunakan media outdoor sebagai media primer. Direct-mail untuk tawaran berlangganan majalah.
Bauran Media Iklan
Istilah yang digunakan untuk mengkombinasikan berbagai media periklanan untuk mendapatkan dampak yang lebih efektif.
Kombinasi media iklan dapat dipilih dan disesuaikan dengan psikologi konsumen.
Kombinasi media iklan juga bisa berfungsi untuk menekan pengeluaran belanja iklan dengan hasil yang tetap maksimal.
IKLAN-LINI-ATAS
Jenis-jenis Iklan-Lini-Atas
1. IKLAN MEDIA CETAK à Koran, Majalah, Tabloid
Karakteristik media cetak:
Terbit harian, mingguan, bulanan à bisa menayangkan iklan secara berturut-turut.
Kedalaman liputan à iklan dapat bersifat informatif dengan narasi yang cukup panjang jika memang diperlukan.
Bersifat massal à koran dibaca oleh sebagian besar masyarakat dan tidak mewakili kelas tertentu. Majalah dan tabloid memiliki pembaca yang mempunyai minat khusus.
Fleksibel à Dapat dibaca dimana saja dan kapan saja.
Jenis-jenis Iklan-Lini-Atas 2
1.Efek iklan lebih bisa dihitung secara statistik à dengan menyertakan kupon.
2.Bisa memperoleh data statistik tentang produk.
3.Produk yg mempunyai konsumen tertentu dapat menggunakan media cetak yang memiliki karakteristik yang sesuai.
4.Karakteristik-karakteristik diatas sekaligus sebagai keunggulan iklan media ceetak.
Jenis-jenis Iklan-Lini-Atas (lanjutan…)
-.Kategori – kategori media cetak:
1.Koran nasional, koran daerah à pemilihan berdasar area pemasaran produk yang akan diiklankan.
2.Tabloid à terbit mingguan dengan peminat baca tertentu. Misalnya tabloid berdasar segmen umur, tabloid hobi.
3.Majalah à terbit bulanan deengan peminat baca tertentu. Desain, layout, model dan bentuk lebih eksklusif.
Jenis-jenis Iklan-Lini-Atas (lanjutan…)
1.Jurnal perdagangan à diterbitkan untuk kalangan pembeli grosir maupun eceran yang diterbitkan oleh departemen store, supermarket.
2.Jurnal teknik dan jurnal profesional à jurnal yang diterbitkan oleh kalangan tertentu. Biasanya tidak diperdagangkan. Iklan dapat dipasang dengan segmen pasar yang lebih spesifik. Misalnya jurnal kedokteran memuat iklan tentang obat, alat kesehatan, dan lain-lain.
3.Direktori à terbit setiap tahun yang berisi direktori nomor telepon perumahan maupun bisnis. Misalnya yellow pages.
Kelemahan media cetak
Masa hidup yang singkat.
Resiko cetakan buruk dan kesalahan cetak.
Medium pasif.
Medium statis.
Membutuhkan minat baca dari konsumen.
Jenis-jenis Iklan-Lini-Atas (lanjutan…)
Media radio
Karakteristik iklan radio:
▪ Waktu transmisi tak terbatas.
▪ Lebih interaktif dengan suara manusia dan musik. Dapat mewakili emosi tertentu.
▪ Pendengar cenderung lebih santai saat mendengar radio daripada membaca koran atau majalah.
▪ Radio menjadi teman setia pendengar.
▪ Emosi pesan disesuaikan dengan regional tertentu.
▪ Dapat membeli jam siar tertentu sehingga bisa beriklan lebih maksimal.
Media televisi
Karakteristik media televisi:
▪ Kesan realistik
▪ Media hiburan yang populer
▪ Repetisi
▪ Ideal untuk pedagang eceran
▪ Akan lebih maksimal dedngan dukungan media lain, misalnya majalah atau koran.
Kelemahan media televisi:
▪ Menjangkau pemirsa secara massal
▪ Keterbatasan durasi dan materi
▪ Biaya relatif mahal
▪ Pembuatan iklan relatif lama
▪ Jika terlalu banyak repetisi, ceenderung membosankan.
Berbagai macam media televisi yang dapat dipilih:
▪ Televisi satelit
▪ Televisi kabel
Read More..
Komunikasi Visual
Segala sesuatu yang berhubungan dengan jurusan Komunikasi Visual yang saya ambil di SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI INTERNATIONAL GURINDAM ARCHIPELAGO Tanjungpinang
Saturday, September 18, 2010
Penulisan Berita dan Karangan Khas
“Berbahagialah menjadi tukang sepatu yang tidak pernah berkarya dengan ukuran kaki dan keinginannya sendiri.”
Tentukan Misi dan Visi.-
Misi Penulisan Berita dan Karangan Khas
F Misi sebagai “Institusional Person”
F Misi sebagai “Society Person”
F Misi sebagai “Religious Person”
F Misi sebagai “Individual Person”.-
Visi Penulisan Berita dan Karangan Khas
F Tangkap Inti Permasalahan
F Perhitungkan Kaidah Umum
F Satukan Persepsi Umum
F Perluas Pandangan Intern-Ekstern
F Kembangkan wawasan:
Wartawan Tidak Beropini
-. Opini di balik Fakta,
-. Opini di balik Data,
-. Opini di balik Sumber Berita.-
Penulisan Berita dan Karangan Khas
F Data dan Fakta,
F Wawancara,
F Pemilahan Data & Fakta,
F Kerangka Berpikir,
F Penuangan Ide,
F Proses Menulis,
F Sentuhan Akhir.-
Batasan Berita – Karangan Khas
F Berita/News: “Who says What at Where and When, then Why and so How”.
F Karangan Khas/Features: “In-depth News or News Picture”.-
5W+H:
Who says What at Where and When
so Why and then How?
Kecenderungan Penulisan
Berita dan Karangan Khas
F Agenda Setting,
F Uses of Gratification.-
Posisi Penulis
Berita dan Karangan Khas
F Layaknya Periset,
F Layaknya Wartawan,
F Agen Pembaruan,
F Pelobi Publik.-
Kaidah Mengelola Karya Jurnalistik
F Paradigma G-E-D-E:
F -.Gathering Info,
F -.Editing Info,
F -.Distributing Info,
F -.Evaluating Info.
F Metoda Ilmiah:
F -.Dapatkan Masalah,
F -.Observasi,
F -.Hipotesa,
F -.Uji ulang,
F -.Kesimpulan è Non-Opini.-
Bagaimana Mencari
Bahan Berita dan Karangan Khas ?
F Milikilah Rasa Ingin Tahu,
F Bergeraklah di Lapangan (Observasi),
F Perbanyak membaca,
F Perbanyak relasi/rekanan.-
Kiat Menjadi Penulis Media Massa
F Pertahankan hubungan baik dengan nara sumber,
F Biasakan menyusun rencana liputan.
F Perhatikan gagasan orang lain, kembangkan secara orisinal,
F Renungkan dan evaluasi kegiatan liputan.-
Kiat Praktis Penulisan Jurnalistik
F Utamakan How & Why lead,
F Gunakan kalimat aktif dan positif,
F Judul maksimal sembilan (9) kata,
F Satu alinea = Satu gagasan,
F Per alinea maksimal 35 kata,
F Rangkai alinea secara runtun & runut,
F Jadikan informasi berstruktur database
(manfaatkan kliping secara 5 W + H).-
Read More..
“Berbahagialah menjadi tukang sepatu yang tidak pernah berkarya dengan ukuran kaki dan keinginannya sendiri.”
Tentukan Misi dan Visi.-
Misi Penulisan Berita dan Karangan Khas
F Misi sebagai “Institusional Person”
F Misi sebagai “Society Person”
F Misi sebagai “Religious Person”
F Misi sebagai “Individual Person”.-
Visi Penulisan Berita dan Karangan Khas
F Tangkap Inti Permasalahan
F Perhitungkan Kaidah Umum
F Satukan Persepsi Umum
F Perluas Pandangan Intern-Ekstern
F Kembangkan wawasan:
Wartawan Tidak Beropini
-. Opini di balik Fakta,
-. Opini di balik Data,
-. Opini di balik Sumber Berita.-
Penulisan Berita dan Karangan Khas
F Data dan Fakta,
F Wawancara,
F Pemilahan Data & Fakta,
F Kerangka Berpikir,
F Penuangan Ide,
F Proses Menulis,
F Sentuhan Akhir.-
Batasan Berita – Karangan Khas
F Berita/News: “Who says What at Where and When, then Why and so How”.
F Karangan Khas/Features: “In-depth News or News Picture”.-
5W+H:
Who says What at Where and When
so Why and then How?
Kecenderungan Penulisan
Berita dan Karangan Khas
F Agenda Setting,
F Uses of Gratification.-
Posisi Penulis
Berita dan Karangan Khas
F Layaknya Periset,
F Layaknya Wartawan,
F Agen Pembaruan,
F Pelobi Publik.-
Kaidah Mengelola Karya Jurnalistik
F Paradigma G-E-D-E:
F -.Gathering Info,
F -.Editing Info,
F -.Distributing Info,
F -.Evaluating Info.
F Metoda Ilmiah:
F -.Dapatkan Masalah,
F -.Observasi,
F -.Hipotesa,
F -.Uji ulang,
F -.Kesimpulan è Non-Opini.-
Bagaimana Mencari
Bahan Berita dan Karangan Khas ?
F Milikilah Rasa Ingin Tahu,
F Bergeraklah di Lapangan (Observasi),
F Perbanyak membaca,
F Perbanyak relasi/rekanan.-
Kiat Menjadi Penulis Media Massa
F Pertahankan hubungan baik dengan nara sumber,
F Biasakan menyusun rencana liputan.
F Perhatikan gagasan orang lain, kembangkan secara orisinal,
F Renungkan dan evaluasi kegiatan liputan.-
Kiat Praktis Penulisan Jurnalistik
F Utamakan How & Why lead,
F Gunakan kalimat aktif dan positif,
F Judul maksimal sembilan (9) kata,
F Satu alinea = Satu gagasan,
F Per alinea maksimal 35 kata,
F Rangkai alinea secara runtun & runut,
F Jadikan informasi berstruktur database
(manfaatkan kliping secara 5 W + H).-
Read More..
Kiat Menjadi Penulis
DALAM hal berkarya kita dapat menggunakan sarana atau media apapun. Yang jelas harus mempunyai tujuan yang baik dan bermanfaat buat orang banyak. Dalam keseharian kita sesuai profesi kita masing masing kadang kita hanyut dalam kesibukan yang tak pernah berujung. Kadang tanpa disadari bisa mendatangkan sebuah kejenuhan dalam rutinitas tersebut, seperti yang saya alami saat ini.
Sebagai profesi pelayan dibidang kesehatan sudah selayaknya bekerja sepenuh hati dan sebaik mungkin sesuai panggilan profesi bahkan kadang menomorduakan kepentingan pribadi. Lantas sebagai manusia pada umumnya sering timbul kejenuhan yang cukup berarti sehingga perlu refreeshing dalam mengatasinya.
Kalau saya selalu dihadapkan tentang masalah penyakit dan pengobatannya sudah menjadi makanan harian, tapi kalau mencari solusi atas sebuah kejenuhan akibat rutinitas pekerjaan kadang agak bingung untuk menjawabnya. Sesuai perjalanan waktu dan berbagai methode yang saya tempuh mulai dari rekreaksi ke tempat tempat baru yang menyegarkan merupakan solusi yang banyak dijalani sebagian besar masyarakat di kota besar. Akan tetapi untuk mendapatkannya seperti saat ini diakhir tahun 2008, berbondong bondong masyarakat mengunjungi tempat tempat tujuan yang menjanjikan suasana baru untuk menghilangkan kejenuhan tadi.
Sebenarnya kadang kita dihadapkan dengan segudang persoalan baru yang justru menambah beban stress kita, seperti contohnya kemacetan yang sangat panjang saat kita menuju tempat wisata itu. Hasilnya bukan refreshing yang kita dapatkan melainkan kemangkelan sehingga memicu emosi kita, jadi tambah runyam saja. Sebenarnya ada salah satu solusi yang sangat efektif dalam mengatasi kejenuhan tadi, seperti judul yang saya angkat ini, yaitu Mari Kita Menulis.
Sengaja saya angkat karena dengan menulis seluruh energi dan fokus kita tercurah dengan apa yang ingin kita ungkapkan dalam tulisan kita. Otomatis kita akan lupa dengan segala bentuk rutinitas yang menimbulkan kejenuhan tadi. ini saya rasakan sendiri dengan banyak menulis. Saya dapat berbagi dan mendapat masukan yang sangat positif, bahkan kita dapat berkarya dalam sebuah bentuk tulisan yang kita ungkapkan dalam susunan kata dan kalimat dalam media cetak atau elektronik yang pastinya harus sesuai dengan aturan aturan dan etika baku yang sudah ditetapkan.
Seperti media Kompasiana ini, kalau bisa saya acungkan kedua ibu jari tangan saya sepertinya belumlah cukup untuk memberikan sebuah bentuk penghargaan apresiasi atas tersedianya media/sarana khususnya buat publik ini, karena media ini sudah menyumbangkan banyak manfaatnya serta kontribusi yang sangat positif seperti yang saya maksudkan, dapat menjadi obat paling mujarab dalam mengatasi kejenuhan tadi. Sudah ngga macet, murah, mudah, dan segudang manfaat lainnya untuk menghilangkan kejenuhan ini.
Read More..
DALAM hal berkarya kita dapat menggunakan sarana atau media apapun. Yang jelas harus mempunyai tujuan yang baik dan bermanfaat buat orang banyak. Dalam keseharian kita sesuai profesi kita masing masing kadang kita hanyut dalam kesibukan yang tak pernah berujung. Kadang tanpa disadari bisa mendatangkan sebuah kejenuhan dalam rutinitas tersebut, seperti yang saya alami saat ini.
Sebagai profesi pelayan dibidang kesehatan sudah selayaknya bekerja sepenuh hati dan sebaik mungkin sesuai panggilan profesi bahkan kadang menomorduakan kepentingan pribadi. Lantas sebagai manusia pada umumnya sering timbul kejenuhan yang cukup berarti sehingga perlu refreeshing dalam mengatasinya.
Kalau saya selalu dihadapkan tentang masalah penyakit dan pengobatannya sudah menjadi makanan harian, tapi kalau mencari solusi atas sebuah kejenuhan akibat rutinitas pekerjaan kadang agak bingung untuk menjawabnya. Sesuai perjalanan waktu dan berbagai methode yang saya tempuh mulai dari rekreaksi ke tempat tempat baru yang menyegarkan merupakan solusi yang banyak dijalani sebagian besar masyarakat di kota besar. Akan tetapi untuk mendapatkannya seperti saat ini diakhir tahun 2008, berbondong bondong masyarakat mengunjungi tempat tempat tujuan yang menjanjikan suasana baru untuk menghilangkan kejenuhan tadi.
Sebenarnya kadang kita dihadapkan dengan segudang persoalan baru yang justru menambah beban stress kita, seperti contohnya kemacetan yang sangat panjang saat kita menuju tempat wisata itu. Hasilnya bukan refreshing yang kita dapatkan melainkan kemangkelan sehingga memicu emosi kita, jadi tambah runyam saja. Sebenarnya ada salah satu solusi yang sangat efektif dalam mengatasi kejenuhan tadi, seperti judul yang saya angkat ini, yaitu Mari Kita Menulis.
Sengaja saya angkat karena dengan menulis seluruh energi dan fokus kita tercurah dengan apa yang ingin kita ungkapkan dalam tulisan kita. Otomatis kita akan lupa dengan segala bentuk rutinitas yang menimbulkan kejenuhan tadi. ini saya rasakan sendiri dengan banyak menulis. Saya dapat berbagi dan mendapat masukan yang sangat positif, bahkan kita dapat berkarya dalam sebuah bentuk tulisan yang kita ungkapkan dalam susunan kata dan kalimat dalam media cetak atau elektronik yang pastinya harus sesuai dengan aturan aturan dan etika baku yang sudah ditetapkan.
Seperti media Kompasiana ini, kalau bisa saya acungkan kedua ibu jari tangan saya sepertinya belumlah cukup untuk memberikan sebuah bentuk penghargaan apresiasi atas tersedianya media/sarana khususnya buat publik ini, karena media ini sudah menyumbangkan banyak manfaatnya serta kontribusi yang sangat positif seperti yang saya maksudkan, dapat menjadi obat paling mujarab dalam mengatasi kejenuhan tadi. Sudah ngga macet, murah, mudah, dan segudang manfaat lainnya untuk menghilangkan kejenuhan ini.
Read More..
Subscribe to:
Posts (Atom)